Cerdas, Kreatif dan Santun
Jurdik Smansatop. SMA Negeri 1 Toapaya, Pembuatan Sistem Pertanian Aquaponik Oleh Eskul SPLS
Aquaponik adalah sistem pertanian berkelanjutan yang mengkombinasikan budidaya perairan
dan penanaman tumbuhan yang menggunakan air sebagai medianya (hidroponik) dalam lingkungan
yang bersifat saling menguntungkan. Tentunya sistem pertanian ini memiliki kekurangan dan kelebihan.
Sebagai Sekolah Adiwiyata Mandiri ekskul SPLS SMA Negeri 1 Toapaya membuat sistem pertanian
aquaponik budidaya kangkung dengan wadah berupa ember plastik yang telah dimodifikasi memiliki
pipa pengeluaran air serta menggunakan media arang dan sabut kelapa di area Mushola pada tanggal 7
Oktober 2022.
Sistem pertanian aquaponik menggabungkan pemeliharaan hewan atau tumbuhan yang
menggunakan air sebagai komponen pokoknya dengan sistem budidaya menanam hidroponik yang
menggunakan air sebagai media penanamannya. Sistem aquaponik ini mirip seperti sistem penyaringan
akuarium air tawar rumahan dengan sama-sama menggunakan pompa air untuk mengangkat air ke
komponen penyaringan dan air yang telah tersaring kembali ke wadah penampung air. Perbedaannya
terletak pada media penyaringannya dimana penyaring akuarium air tawar adalah busa, kapas, dan
spons sementara aquaponik menggunakan media tanamnya sebagai penyaring airnya seperti arang dan
sabut kelapa. Cara kerja aquaponik ini adalah memompa air ke atas dari kolam menuju pipa-pipa yang
telah di lubangi tepat di bawah wadah penanaman. Air akan turun di atas wadah penanaman sehingga
membasahi media tanam sekaligus menyaringnya karena air akan di kembalikan ke kolam melalui pipa
pembuangan yang berbeda di bawah wadah. Siklus ini menyebabkan simbiosis mutualisme (saling
menguntungkan) antara ikan dan sayuran yang ditanam. Kotoran hewan yang terpompa akan menjadi
pupuk bagi tanaman sementara bagi para ikan air akan bersirkulasi terus- menerus dan terjaga
kejernihan oleh arang yang menjadi media tanam.
Pembina SPLS SMA Negeri 1 Toapaya Ibu Diah Elvira mengatakan, tujuan dari di buatnya sistem
pertanian aquaponik ini adalah untuk mengedukasi warga sekolah SMA Negeri 1 Toapaya bahwa air
bekas berwudhu yang selama ini di buang-buang dapat di manfaatkan dengan dibuatnya kolam
penampungan dan di sekelilingnya kolam tersebut ditanami kangkung dengan sistem pertanian
aquaponik."Tujuannya adalah kita itu memberikan edukasi, edukasi kepada warga sekolah. Sesuatu yang
tadinya kita buang-buang, dalam hal ini air bekas wudhu kita yang awalnya terbuang-buang begitu saja,
jadi di buatlah suatu kolam (penampungan). Disekeliling kolam itu ditanami dengan kangkung (dengan
sistem aquaponik) dan dapat menghasilkan sesuatu yang bermanfaat bagi kita" ujar Ibu Diah Elvira saat
melakukan wawancara dengan Jurdik Smansatop di SMA Negeri 1 Toapaya, Kamis pagi, 13 Oktober
2022. Ibu Diah Elvira menuturkan, tujuan dari pembuatan kolam tersebut adalah menyebarkan benih-
benih ikan yang nantinya ketika sudah besar dapat di panen. "Tujuan utama di kolam itu kan kita
menyebarkan benih ikan, jadi benih ikan itu kita sebarkan dari ukuran yang masih kecil ya. Nanti Ketika
sudah besar kita akan panen. Jadi disini ada sesuatu yang bernilai positif dan bernilai wirausaha," tutur
Ibu Diah Elvira.
Gambar: wawancara bersama Pembina SPLS
Ibu Diah Elvira menambahkan, sebagai Sekolah Adiwiyata Mandiri pembuatan sistem pertanian
aquaponik ini bertujuan untuk memenuhi aspek-aspek penilaian seperti kebijakan, kurikulum, kegiatan,
dan sarana-prasarana sebagai Sekolah Adiwiyata Mandiri itu sendiri. Dalam hal ini adalah aspek sarana
dimana ada tempat untuk mengolah air buangan menjadi sesuatu yang bermanfaat. Dengan adanya
sistem pertanian aquaponik di sekolah SMA Negeri 1 Toapaya menjadi tempat untuk mengelola air yang
sebelumnya terbuang sia-sia menjadi bernilai ekonomis.
Pembuatan sistem aquaponik ini diawali dengan memasukkan sedikit pasir pada bagian
terbawah ember plastik, lalu ditambahkan arang cukup banyak tetapi harus tidak lebih tinggi dari pipa
pembuangan air sehingga tidak menyebabkan air tersumbat. Selajutnya, tambahkan sabut kelapa di atas
arang membentuk donat agar kangkung nanti nya tidak mudah jatuh dengan jumlah yang lebih banyak
karena sabut kelapa sangat renggang dan tidak akan menyumbat air. Dilanjutkan kembali dengan
memasukkan sedikit arang kembali. Disini media sekaligus penyaring air telah siap sehingga bayam
dapat di masukkan ditengah hingga dapat berdiri sendiri.
Gambar: Pembuatan sistem pertanian aquaponik
Tentunya sistem pertanian aquaponik ini memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing.
Untuk itu tim Jurdik Smansatop menanyakan kelebihan dan kekurangan dari aquaponik ini kepada Ibu
Diah Elvira. Beliau menjelaskan kelebihan dari aquaponik ini adalah tidak membutuhkan lahan yang luas.
"dalam kehidupan sehari-hari misalnya kita ingan menanam sayuran tetapi kita tidak mempunyai lahan
yang cukup luas. Sehingga kita kesulitan mau menanam di mana, jadi kita bisa buat kolam kecil dan kita
bikin sistem aquaponik itu. Jadi tidak perlu lahan yang berhektar-hektar untuk menenam sayur, cukup di
kolam yang kecil atau pun di pot tanaman selain aquaponik" jelas Ibu Diah Elvira. Kekurangannya
terdapat pada masalah pompa air yang terkadang bermasalah sehingga harus dilakukan penyiraman
manual.
Saat ini sistem pertanian aquaponik ini telah berjalan tanpa hambatan sehingga dapat
membentuk simbiosis mutualisme antara tanaman sayur kangkung dan ikan-ikan pada kolam. Tentunya
dengan adanya aquaponik ini diharapkan dapat mengajarkan kepada warga sekolah untuk dapat
memanfaatkan segala sesuatu yang terbuang sia-sia. (ZK)
Komentar (0)